Diberdayakan oleh Blogger.

30 Days Blog Challenge: Day 3, Kata-kata Yang tak Terlupakan

Lagi-lagi tema hari ini pun cukup sulit bagiku, seharian ini aku memikirkan kata-kata tentang diriku dari orang lain yang tidak pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Rasanya kok tidak ada yang ingat yah, mungkin karena aku orang yang cenderung pelupa yah... 

Namun setelah dipikirkan dengan baik-baik ada beberapa kata-kata dari orang terdekatku yang cukup membekas di hati dan seharusnya membuatku berpikir ribuan kali untuk melakukan sesuatu. Tapi sayangnya aku adalah orang yang cukup keras kepala, jadi kadang meski kata-kata itu bisa saja membekas, tetap saja aku memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan segala hal atas pemikiranku sendiri. 


Ada kata-kata yang pernah disampaikan oleh atasan di tempat kerja lamaku yang ternyata tidak pernah aku lupakan hingga detik ini. Saat itu aku memutuskan untuk tidak meneruskan kontrak kerjaku disana. Atasanku sudah tahu tentang hal itu, karena sesuai dengan tradisi menjelang habis kontrak setiap pegawai kontrak akan mengisi angket apakah akan melanjutkan atau tidak. Aku memilih tidak meneruskan karena sudah memutuskan untuk membantu yayasan keluarga di kampung halaman ibuku.

Demi persaingan bisnis, tempat kerjaku melakukan banyak sekali perombakan yang terasa sangat memberatkan bagiku, perubahan aturan itu semakin membulatkan tekadku untuk tidak meneruskan kontrak kerja, namun ternyata itu membuatku dan dua orang teman yang juga memilih tidak meneruskan kontrak di panggil secara pribadi oleh atasanku.

Seperti biasa, kami ditanyai apa alasan yang membuat kami tidak ingin melanjutkan kontrak. Beliau ingin mempertahankan keberadaan kami karena menurutnya merekrut pegawai baru prosesnya cukup lama, apalagi dengan semua perubahan aturan yang terjadi. Aku dan dua orang temanku memberikan alasan kami masing-masing, dan aku pun jujur dengan alasanku bahwa aku ingin membantu mengembangkan yayasan keluargaku.

Beliau menerima alasanku dengan sangat baik, meskipun beliau masih memintaku untuk mempertimbangkannya lagi, kemudian beliau mengatakan padaku,  

"Saya tidak mau saat Kamu pindah kesana, Kamu hanya menjadi pegawai seperti disini" 

Aku tidak mengerti mengapa Beliau mengatakan hal itu padaku, kemudian beliau mengatakan, 

"Kamu itu punya potensi untuk menjadi seorang Owner, tapi sayang selama ini kamu belum bisa memanfaatkan potensi itu dengan baik"

Beliau yang mengetahui tentang aku yang memiliki blog dan sempat membaca beberapa postingan dan komentar di blogku pun menjelaskan bahwa aku katanya punya potensi untuk membuat orang mengikuti apa yang aku rekomendasikan, aku punya potensi untuk menjadi pemimpin dan seharusnya aku terapkan itu di dunia nyata, saat itu aku sama sekali tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Tanpa sadar, saat itu aku pun merasa terharu, tidak sangka aja sih ternyata beliau memperhatikan aku sampai sejauh itu. Aku saja tidak tahu jika aku memang punya potensi seperti itu, dan aku pun bertekad, baiklah... aku akan mencoba mengembangkan potensi itu di tempat baru. 

Tapi... Maaf beribu maaf pada Ibu Direktur ku tersayang, ternyata sampai detik ini aku belum bisa memanfaatkan potensi itu dengan baik. Walau saat ini aku bekerja di yayasan keluargaku, aku masih tetap menjadi pegawai biasa, belum bisa menjadi Owner seperti yang diharapkan Beliau... Namun kata-kata Beliau selalu aku ingat, mungkin suatu saat aku benar-benar bisa memanfaatkan potensi itu dengan baik. Untuk saat ini aku baru bisa menjadi Pemimpin bagi diriku sendiri, setidaknya... kini aku hidup tidak seperti saat aku bekerja di tempat lama, dan hidupku lebih tenang saat ini.

9 Komentar untuk "30 Days Blog Challenge: Day 3, Kata-kata Yang tak Terlupakan"

Wah....berarti tiap hari tema challengenya beda y mbk....ini baru 3 hari....masih ada 27 tema lagi...semangat mbk ^^..

semoga suatu saat itu menjadi kenyataan ya Fa, aamiin
betul fa soalnya ini racun2 drmu selalu mempan wkwkwkkw #kabur

Paling gak udah jadi owner blog sendiri, owner lainnya menyusul
heheh

This is awesome... meleleh bacanya

Teori emang gampang fa... Sama spt nulis di blog itu relatif lebih mudah ket8mbang action. Yah minimal kita memiliki pola fikir sbg pemimpin dl meskipun dlm prakteknya masih susaaah

Semangat Irfa, kudoakan selalu diberi kemudahan di setiap kebaikan yang diusahakan Irfa! :)
Tapi, memang pemimpin yg baik adalah mereka yang memahami setiap potensi yang dimiliki anak buahnya, which means, ibu direktur tersebut memang (di mata sy yg ndak pernah ketemu beliau) adalah seorang pemimpin yang baik :)

cemangad Irfa......^^
ada waktunya potensi tsb keluar, asal yg punya mo usaha :)

Bantu doa aja deh mbak.
Moga moga cepet terlaksana.
Amin....

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang. - Hapus

Back To Top