Diberdayakan oleh Blogger.

Misteri si Jodoh (part 2)



Kecewa adalah saat apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Itulah yang aku rasakan setelah seminggu menantikan kabar pertemuan selanjutnya dengan R. Memang benar aku tak berharap apapun, hanya saja melihat respon dan cara R membalas pesanku kok yah rasanya sejak awal memang dia tidak terniat dengan perkenalan itu. Semakin lama aku merasakan kesan terpaksa dalam setiap balasan pesannya, aku pun akhirnya jadi malas untuk bertanya ataupun membalas pesannya.

Rasa kecewa itu membuatku membandingan respon R dengan respon orang lain yang pernah bertukar pesan denganku. Adalah dia salah seorang teman SMA ku, yang hampir 9 tahun lebih tidak bertemu.

Sebut saja dia adalah G, saat SMA kami tidak terlalu dekat, hanya mengenal begitu saja, namun pernah beberapa kali bertemu saat reuni SMA. Aku dan G sudah lost contact cukup lama, sekitar kurang lebih 9 tahun. Meskipun saling berteman di FB, sejak aku tidak lagi terlalu aktif di FB, kamipun tidak lagi saling bertegur sapa. 

Bulan Juli tahun 2017

Aku kembali ke Bandung setelah 5 tahun tinggal dan bekerja di Pelabuhan Ratu, aku pun mulai kembali aktif FB. Tidak sengaja aku melihat foto G sedang berlibur di pantai. Merasa mengenal pantai tempatnya berlibur, aku bertanya apakah itu di Pelabuhan Ratu? Dan dimulai dari komentar di FB itu lah kami pun mulai kembali saling bertukar kabar. Hingga dia meminta kontak WA ku, dan obrolan kami pun berpindah ke jalur yang lebih privasi.

Permulaan obrolan kami di WA hanya sekitar mengenang beberapa teman SMA dan saling bertukar kabar. Hingga aku mulai merasakan sinyal-sinyal G yang tampaknya tertarik untuk bertemu denganku. Tapi saat itu aku merasa enggan untuk bertemu dengan G, entah karena apa. Meski aku tidak pernah menanggapi ajakannya untuk bertemu, tapi G masih rajin mengirimiku pesan, sekedar bertanya kabar ataupun melontarkan beberapa pertanyaan basa basi. 

Bisa jadi saat itu aku kegeeran, kok yah rasa-rasa nya G ini sedang berusaha PDKT. Tapi aku nya sama sekali tidak tertarik, karena yah saat itu aku sedang kesengsem berat pada si 'kakak kelas'. Tak jarang aku malah merasa kesal pada G karena tiba-tiba mengirim pesan di saat yang tidak tepat. Semakin lama aku pun semakin jarang membalas pesan WA dari G, obrolan pun jadi tidak seintens di awal-awal kami mulai bertukar pesan. Mungkin G mulai bosan karena aku sering kali tidak menanggapi, G pun tidak lagi mengirim pesan WA padaku meski masih sering berkomentar di FB.

Barulah 4 bulan kemudian, setelah aku merasa kecewa pada respon R, aku mulai menghubungi G kembali. Aku beralasan baru sempat menghubungi G lagi karena nomor WA ku terblokir (ini beneran kok, meski terblokirnya sudah lama 😜)

Jujur saja awalnya aku hanya iseng ingin membandingkan saja respon si R dan si G saat bertukar pesan, dan tentu saja respon mereka sangat berbeda. Mungkin dugaanku memang benar jika G sepertinya agak tertarik padaku. Ataukah karena memang sebelumnya kami sudah saling kenal, jadi komunikasi yang terjalin pun lebih lancar.

Obrolan aku dan G di WA sesungguhnya sangat random, tapi saat aku kehilangan dompet dan kebingungan tentang prosedur mengganti ATM yang baru, saran-saran G sungguhlah mencerahkan. Setiap hari G mengirimi ku pesan seperti dulu lagi, dan yah kali ini respon ku tentu saja lebih baik (Efek udah mendatarkan hati pada si kakak kelas dan juga rasa kecewaku pada si R)

Tapi kali ini G tampak lebih hati-hati, dia sama sekali tidak menunjukkan niat untuk mengajakku bertemu. Namun saat aku berkomentar tentang foto profil WA nya, dia sepertinya mengambil kesempatan itu dengan baik.

Jadi saat aku bertanya dimana G mengambil foto profil itu, dia menjawab bahwa dia berfoto di Napak Sancang, salah satu rumah makan apung di waduk Saguling. Dia langsung bertanya, apakah aku pernah kesana? Ketika aku jawab belum, dia pun langsung bertanya, mau gak kalo diajak kesana sama dia. Aku merasa mungkin saat itulah waktuku untuk membuka hati, meski yah aku tetap saja tidak berekspetasi apapun. Niatnya yah memperpanjang tali silaturahmi sajalah, karena sudah lama juga tidak bertemu dengan teman SMA.

Sayangnya waktu libur kami berdua sama sekali tidak cocok, G libur di hari sabtu dan minggu, sementara aku ada jadwal mengajar di dua hari itu, jadilah diskusi kapan kami akan pergi  ke Napak Sancang agak sedikit alot. Namun kebetulan saat itu sudah mendekati akhir semester dan jadwal kelas XII sudah agak longgar aku bisa pulang cepat di hari minggu. Jadilah akhirnya kami berjanji bertemu ba'da dzuhur di minggu kedua bulai Mei 2018, bertepatan dengan hari minggu terakhir menjelang bulan Ramadan.

bersambung ke part 3
 

0 Komentar untuk "Misteri si Jodoh (part 2)"

Back To Top